MTPJ GMIM 20-26 April 2025, Paskah I, Yohanes 20:1-10, Yesus Bangkit Dari Antara Orang Mati, Percayalah!

Tema MTPJ GMIM 20-26 April 2025 (Paskah I dan Hari Anak)
MTPJ GMIM 20-26 April 2025 melalui perikop Yohanes 20:1-10 mengisahkan penemuan kubur kosong Yesus oleh Maria Magdalena, Petrus, dan murid yang dikasihi. Di tengah keraguan akan kebangkitan-Nya—seperti kritik dari kelompok tertentu—teks ini menegaskan bukti kebangkitan melalui kain kafan dan kain peluh yang tertata rapi di dalam kubur sementara tubuh Yesus sudah tidak ada lagi, dan tidak ada tanda kekerasan yang terjadi. Para murid awalnya bingung, tetapi akhirnya percaya. Perikop ini mengajak kita menolak keraguan, berpegang pada kebenaran Alkitab, dan mengimani Kristus yang bangkit sebagai dasar keselamatan bagi orang percaya.
Tema Bulanan:
Kematian dan Kebangkitan Yesus Kristus mendorong orang percaya berdamai dengan segenap ciptaan Allah
Tema Mingguan:
Yesus Bangkit Dari Antara Orang Mati, Percayalah!
Bacaan Alkitab:
Yohanes 20:1-10
ALASAN PEMILIHAN TEMA
Hingga saat ini masih ada orang-orang yang meminta bukti dan mempertanyakan kebenaran kebangkitan Yesus Kristus. Salah satu yang bisa disebut, misalnya kelompok Kristen Progresif yang menyatakan bahwa keselamatan tidak hanya melalui kebangkitan Yesus Kristus, namun dapat diperoleh melalui perbuatan baik manusia. Ajaran atau pandangan seperti ini membingungkan dan dapat menyesatkan. Namun, sejarah panjang kekristenan memberi kesaksian bahwa meskipun banyak bermunculan pandangan, aliran-aliran yang mempertanyakan dan atau tidak mempercayainya, iman kepada Yesus Kristus tidaklah pudar. Orang Kristen terus dituntut untuk memelihara imannya dan tidak mudah goyah dengan ajaran 'sesat' yang muncul dalam konteks hidupnya. Teks bacaan ini mengajak kita untuk tetap percaya kepada Yesus Kristus yang bangkit dari antara orang mati. Teks ini dibaca dalam terang tema "Yesus bangkit dari antara orang mati, percayalah!""
PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
Injil Yohanes ditulis pada akhir abad pertama atau sekitar tahun 90 -100 M. kepada orang Kristen yang sedang menghadapi tantangan karena iman mereka kepada Yesus Kristus. Mereka adalah kelompok yang menyendiri serta menghadapi tantangan dari orang-orang Yahudi dan kelompok pendukung Yohanes Pembaptis. Situasi ini mendorong mereka untuk menyatakan iman mereka kepada Yesus Kristus yang bangkit itu.
Teks bacaan ini menceritakan tentang Maria Magdalena, Petrus dan murid lain yang dikasihi Yesus menemukan kubur-Nya telah kosong, sementara kain kafan dan kain peluh masih ada di situ. Teks ini juga mengungkapkan bahwa para murid/pengikut Yesus belum mengerti isi Kitab Suci. Sikap belum mengerti (oudepo eideisan) itu nampak dalam perilaku para tokoh dalam teks ini. Pertama, Maria Magdalena datang ke kubur Yesus pada pagi hari untuk merempahi tubuh-Nya sesuai adat istiadat Yahudi. Ia melihat batu penutup kubur telah diambil dan tanpa memeriksa terlebih dahulu langsung memberitahukannya kepada para murid. Informasi yang disampaikannya kepada para murid: Tuhan telah diambil orang dari kuburnya dan kami tidak tahu di mana Ia diletakkan (ayat 2). Maria tidak berpikir bahwa Yesus telah bangkit, sebaliknya ia berpikir bahwa tubuh-Nya telah diambil/dicuri orang. Tujuannya datang ke kubur pun untuk melaksanakan adat istiadat Yahudi. Kedua, murid lain yang dikasihi Yesus. Ia lebih dahulu tiba di kubur tetapi hanya menjenguk dan tidak masuk karena ragu-ragu. Setelah Petrus masuk barulah ia ikut masuk, dan teks menyatakan bahwa setelah melihat ia percaya. Ketiga, Petrus, yang begitu tiba langsung masuk ke dalam dan melihat kain kapan terletak di tanah, sedangkan kain peluh yang tadinya ada di kepala Yesus tidak terletak dekat kain kapan itu, tetapi agak di samping di tempat lain dan sudah tergulung (ayat 6-7). Situasi di dalam kubur Yesus yang dilihat oleh para murid adalah bahwa tidak ada tanda-tanda kubur itu telah dimasuki pencuri/perampok kubur. Tidak ada tanda-tanda kubur Yesus telah dibuka dengan paksa, tidak ada tanda-tanda kekerasan atau dirampok oleh para perampok kubur seakan-akan tubuh Yesus diambil paksa. Demikian pula, posisi kain kapan tidak menunjukkan tanda-tanda telah dibuka dengan paksa. Jadi, buktinya bukan hanya pada pintu kubur yang terbuka, tetapi juga pada kain kapan dan kain peluh yang tetap ada di sana sementara tubuh Yesus tidak ada lagi serta tidak adanya tanda- tanda kekerasan yang terjadi. Kesimpulannya, sesuatu yang dahsyat dan sulit untuk dimengerti telah terjadi di dalam kubur tersebut: Yesus telah bangkit!
Teks ini memberikan alasan mengapa para murid dan pengikut Yesus bersikap demikian: Sebab selama itu mereka belum mengerti isi Kitab Suci yang mengatakan, bahwa Ia harus bangkit dari antara orang mati (ayat 9). Teks ini juga tidak mengatakan bahwa mereka tidak tahu. Tetapi mereka belum mengerti Kitab Suci (Yun. oudepo gar eideisan). Itu berarti mereka sudah mengetahui isi Kitab Suci namun tidak mengerti. Mereka tidak memahami bahwa Yesus akan bangkit pada hari ketiga. Oleh karena itu, penting untuk bukan hanya mengetahui isi Kitab Suci melainkan untuk memahami dan melakukannya. Sebab Yesus menggenapi kehendak dan rencana Allah di dalam Kitab Suci melalui kebangkitan-Nya. Kata kerja Ia harus (Yun.dei) mengekspresikan keharusan; kebutuhan, keperluan, kemestian, keadaan terpaksa. Kata Ia harus (Yun.dei) di sini merujuk pada kegentingan atau keharusan tindakan yang dilakukan oleh Yesus. Kebangkitan Yesus adalah bagian dari rencana keselamatan yang Allah kerjakan bagi seluruh manusia dan ciptaan lainnya. Kebangkitan Yesus menyatakan bahwa Allah adalah Allah yang hidup dan yang terus berkarya. Dia bukan Allah yang mati. Dia berkuasa atas maut.
Kebangkitan Yesus juga memberi arti tersendiri bagi para murid. Mata mereka seperti terbuka, dengan melihat fakta/bukti kebangkitan-Nya, mereka memahami pengajaran- Nya dan menjadi percaya. Beberapa penafsir menyatakan bahwa peristiwa kebangkitan Yesus memiliki arti yang sangat penting bagi para pengikut-Nya bahkan menjadi dasar terbentuknya gereja atau persekutuan orang-orang yang percaya kepada-Nya. Para murid menjadi pemberita tentang kebangkitan Yesus, sebab mereka telah melihat bukti kebangkitan-Nya dan menjadi percaya.
Makna dan Implikasi Firman
Bagi semua orang percaya teks ini mengajarkan bahwa:
- Kita memang hidup dalam suatu konteks budaya tertentu yang kemudian membentuk identitas sebagai manusia. Namun sebagai orang Kristen, jati diri kita adalah pengikut Kristus. Oleh karena itu, janganlah kehidupan kita dipengaruhi oleh adat istiadat yang tidak sesuai dengan firman Tuhan. Teks ini tidak mengatakan bahwa adat istiadat itu tidak baik, tetapi menyatakan bahwa seringkali adat istiadat sedemikian kuat mengikat sehingga kita terkadang lebih suka melaksanakannya daripada mendengar, memperhatikan, merenungkan, percaya, dan melakukan pengajaran firman Tuhan. Kiranya ikatan pada adat istiadat tidak membuat kita melupakan pengajaran firman Tuhan dalam Alkitab.
- Kendati kita tidak melihat secara langsung situasi dalam kubur Yesus ketika peristiwa kebangkitan-Nya namun bukti- bukti yang disampaikan di sini jelas merupakan jawaban atau bantahan terhadap semua keraguan mengenai kebangkitan Yesus. Kesaksian para murid dalam teks ini kiranya dapat menolong kita untuk sungguh-sungguh percaya bahwa Yesus benar-benar bangkit dan hidup. Karena itu, janganlah ragu tetapi percayalah!
- Membaca Alkitab adalah suatu keharusan, sebab membaca Alkitab akan menolong orang percaya untuk bertumbuh dalam imannya kepada Tuhan Allah di dalam Yesus Kristus. Membaca Alkitab meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang kehendak firman Tuhan, serta dapat menumbuhkan iman. Membaca Alkitab menolong orang percaya untuk memahami dirinya sendiri sebagai umat Allah yang telah diselamatkan sehingga ia tahu bagaimana sepatutnya hidup sebagai orang percaya. Karena itu, penting bagi kita untuk rajin membaca Alkitab, belajar pengajaran firman Tuhan dan melakukannya.
PERTANYAAN UNTUK DISKUSI
- Apa arti kubur yang kosong; kain kapan dan kain peluh yang masih di tempatnya; tidak adanya tanda-tanda kekerasan di dalam kubur, menurut Yohanes 20:1-10?
- Mengapa tanggapan para tokoh dalam cerita ini tentang kebangkitan Yesus berbeda?
- Bagaimana respons kita setelah memahami kisah kebangkitan Yesus ini
Nas Pembimbing
Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu.
POKOK-POKOK DOA
- Agar semua warga GMIM sungguh-sungguh percaya kepada Yesus yang bangkit seperti yang diajarkan dalam Alkitab.
- Keamanan di gereja-gereja dalam merayakan Paskah.
- Kegiatan anak-anak Sekolah Minggu dalam perayaan Paskah Anak.
- Peran keluarga dalam memberitakan Kristus yang bangkit.
TATA IBADAH YANG DIUSULKAN: HARI RAYA PASKAH I
NYANYIAN YANG DIUSULKAN
Persiapan | KJ No. 187 Yesus Bangkit! Nyanyilah |
Nas Pembimbing | KJ No.188 Kristus Bangkit. Soraklah |
Pengakuan Dosa | NNBT No. 11 Ya Aliahku, Kami Mengaku Dosa. |
Pemberitaan Anugerah Allah | KJ No. 202 Maut Sudah Menyerah |
Ajakan Untuk Mati dan Bangkit Dengan Kristus | S'bab Dia Hidup |
Ses Doa Pemb Alkitab dan Pemberitaan Firman | NNBT No. 26 Tuhan Yesusku Mutiara Hatiku |
Persembahan | KJ No. 194 Dikau Yang Bangkit, Mahamulia. |
Nyanyian Penutup | NNBT No.21 "Pergilah Kamu" |
ATRIBUT
Warna Dasar Putih dengan Lambang Bunga Bakung dengan Salib Berwarna Kuning.