MTPJ GMIM 6 - 12 April 2025, Minggu Sengsara V, Matius 27:1-10, Penyesalan Karena Telah Menyerahkan Darah Orang Yang Tak Bersalah.

28 Maret 2025 Tim Penulis
Matius 27:1-10

Tema MTPJ GMIM 6-12 April 2025 (Minggu Sengsara V)

MTPJ GMIM 6-12 April 2025 mengajak kita untuk merenungkan makna penyesalan sejati dalam perjalanan iman. Melalui kisah Yudas Iskariot dalam Matius 27:1-10, kita belajar bahwa penyesalan tanpa pertobatan hanya akan membawa kehancuran, sedangkan penyesalan yang disertai iman kepada Kristus membawa pada pemulihan.

Tema Mingguan:
Penyesalan Karena Telah Menyerahkan Darah Orang Yang Tak Bersalah

Tema Bulanan:
Kematian dan Kebangkitan Yesus Kristus mendorong orang percaya berdamai dengan segenap ciptaan Allah

ALASAN PEMILIHAN TEMA

Penyesalan tidak dapat mengubah masa lalu, begitu pula kekhawatiran tidak dapat mengubah masa depan. Menyesali apa yang sudah terjadi, dapat membuat orang menyalahkan diri sendiri dan memperburuk keadaan. Terlalu menyalahkan diri sendiri atas kesalahan dapat berakibat berbagai dampak negatif, baik secara mental, emosional, maupun fisik. Beberapa akibat yang dapat terjadi antara lain; kecemasan, stres dan depresi, merasa tidak berharga dan ragu terhadap kemampuannya, sulit memaafkan diri sendiri, perasaan bersalah yang berkepanjangan, kehilangan semangat hidup, bahkan bunuh diri.

Penyesalan adalah hal yang manusiawi. Karena kodrat manusia lemah dan terbatas sehingga seringkali salah dalam mengambil keputusan. Jadi setiap manusia pasti pernah melakukan kesalahan dalam mengambil keputusan. Persoalannya adalah bagaimana kita memperbaiki kesalahan? Thomas Alva Edison, yang terkenal dengan sikapnya terhadap kegagalan dalam inovasi mengatakan, "Saya tidak gagal. Saya hanya menemukan 10.000 cara yang tidak berhasil." Banyak pemikir sukses menekankan bahwa kegagalan adalah bagian dari proses menuju keberhasilan. Demikian juga dengan kehidupan beriman, diperlukan penyesalan atas dosa dan kesalahan lalu bertobat untuk mendapatkan pengampunan dan keselamatan. Perenungan minggu ini akan dituntun oleh tema "Penyesalan Karena Telah Menyerahkan Darah Orang Yang Tak Bersalah."

PEMBAHASAN TEMATIS

Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)

Matius 27:1-10 menceritakan peristiwa setelah penangkapan Yesus Kristus, khususnya ketika Sanhedrin yaitu majelis hakim yang terdiri dari para imam kepala, ahli Taurat dan tua-tua bangsa Yahudi mengambil keputusan untuk membunuh Yesus Kristus clan menyerahkan-Nya kepada Pontius Pilatus. Yudas Iskariot menyesali dosanya lalu gantung diri.

Ayat 1. "Ketika hari mulai siang, semua imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi berkumpul dan mengambil keputusan untuk membunuh Yesus." Setelah Yesus Kristus ditangkap di taman Getsemani, mula-mula Ia dibawa kepada Hanas (Yoh.18:13), lalu kepada imam besar Kayafas (Matius 26: 57) dan ke Sanhedrin. Ayat 1 menunjuk pada pengadilan Sanhedrin, majelis tertinggi dalam sistem hukum agama Yahudi. Sanhedrin terdiri dari para imam kepala, ahli Taurat dan tua-tua bangsa Yahudi, dengan jumlah anggota 71 orang. Mereka memiliki wewenang untuk mengadili perkara-perkara agama, sosial dan hukum, khususnya kasus-kasus yang melibatkan pelanggaran Taurat. Sanhedrin juga berperan mengawasi ajaran keagamaan serta menentukan kebijakan bagi bangsa Yahudi.

Frasa 'mengambil keputusan' dalam bahasa aslinya, Yunani, sumboulion artinya bersekongkol, berunding, keputusan. Menurut KBBI, bersekongkol/ber-se-kong-kol artinya berkomplot atau bersepakat melakukan kejahatan; bersekutu dengan maksud jahat. Keputusan Sanhedrin bukan didasarkan pada keadilan, melainkan kebencian dan ketakutan terhadap Yesus Kristus yang dianggap mengancam kekuasaan mereka.

Ayat 2. 'Mengapa Yesus Kristus diserahkan kepada Pilatus? Karena wilayah Yehuda dan Israel berada di bawah jajahan pemerintah Romawi sehingga hukum yang berlaku menggunakan hukum Romawr yang memilliki kewenangan untuk menghukum mati. Sementara hukum agama Yahudi secara khusus hanya diberikan kewenangan untuk mengawasi pelanggaran Taurat. Pontius Pilatus sebagai Wali Negeri, gubernur Romawi disebut oleh para ahli sejarah sebagai Prokurator (pejabat ·Romawi yang bertanggung jawab atas provinsi Yudea pada -masa pemerintahan Kaisar Tiberius sekitar tahun 26-36 M) memiliki wewenang untuk mengeksekusi sehingga mereka menyerahkan Yesus Kristus kepadanya agar dihukum mati

Ayat 3. "Pada waktu Yudas, yang menyerahkan Dia, melihat, bahwa Yesus telah dijatuhi hukuman mati, menyesallah ia."

Kata "menyesallah" dari kata menyesal dalam bahasa Yunani metamellomai bernuansa putus asa; hilang harapan, tidak mempunyai harapan lagi untuk mengubah keputusan atau keadaan. Yudas Iskariot menunjukkan tanda penyesalannya dengan, "mengembalikan uang yang tiga puluh perak itu kepada Imam-imam kepala dan tua-tua" dan pengakuannnya, "Aku telah berdosa karena menyerahkan darah orang yang tak bersalah"

Apa yang membuat Yudas Iskariot menyesal? Menurut tafsiran dari Matthew Henry bahwa ketika Yudas Iskariot melihat bahwa Yesus Kristus telah dijatuhi hukuman mati, "mungkin Yudas Iskariot berharap bahwa Yesus Kristus akan dapat meloloskan diri dengan membela diri di depan pengadilan sehingga Ia dibebaskan. Dengan demikian, Yesus Kristus akan memperoleh kehormatan, sedangkan orang-orang Yahudi itu akan mendapat malu, sedangkan dia mendapatkan uang dan tidak ada hal-hal buruk yang akan terjadi. Sehingga ketika Yesus Kristus dijatuhi hukuman mati, menyesallah ia." Artinya, Yudas Iskariot putus asa dan menyalahkan dirinya. Dapat disimpulkan, tafsiran Matthew Henry tentang ayat ini bahwa ada dua motif Yudas Iskariot mengkhianati dan menjual Yesus Kristus. Pertama, uang tiga puluh perak. Kedua, Yesus Kristus akan memperoleh kehormatan, sedangkan orang-orang Yahudi akan mendapat malu. Pemyataan penyesalan dan sikap Yudas Iskariot mengembalikan uang tiga puluh keping perak kepada imam-imam kepala dan tua-tua menegaskan bahwa ia ingin menutupi kesalahan dan membenarkan dirinya.

Penyesalan yang tulus lahir dari suara hati nurani. Walaupun penyesalan tidak selalu membawa perubahan hidup yang lebih baik. Uang adalah alat tukar yang dapat membeli kebutuhan makan, minum dan kebutuhan lainnya sehingga dapat memuaskan dan menyenangkan tubuh. Tetapi uang dapat menjadi sumber orang melakukan tindakan penipuan, pengkhianatan dan berbagai kejahatan lainnya. (Band. 1 Timotius 6:10) Bahkan uang hasil kejahatan dapat juga menjadi sumber malapetaka. (Band. Ayub 20:12-14; Wahyu 10:9)

Ayat 4 "Aku telah berdosa karena menyerahkan darah orang yang tak bersalah" adalah ungkapan kesadaran dan penyesalan Yudas Iskariot serta pengakuan dosa karena telah menyebabkan Yesus Kristus dihukum mati. Ia menyadari bahwa Gurunya adalah orang yang tidak bersalah. Karena Yudas Iskariot telah mengalami, melihat dan merasakan hidup bersama Yesus Kristus selama kurang lebih 3 tahun, bahwa Ia tidak pernah melakukan tindakan dosa. Penyesalan dan pengakuan dosa ternyata tidak membuat Yudas Iskariot bertobat dan membaharui dirinya. Jika dibandingkan dengan Petrus yang jatuh ke dalam dosa karena. menyangkal Yesus Kristus yang bertobat dan mengubah dirinya lalu melanjutkan hidup dengan baik serta bersaksi tentang lnjil, maka Yudas Iskariot mengakhiri hidupnya dengan menggantung diri. (ayat 5) Mengapa? Karena penyesalan Yudas Iskariot bersifat emosional dan duniawi, bukan pertobatan sejati yang membawa kepada pengampunan. Petrus bertobat karena "pandangan" Yesus Kristus.

"Menangis dengan sedihnya" pikros adalah ekspresi emosional karena merasa terjebak dalam situasi yang sulit sehingga melakukan hal yang menyangkal prinsip hidupnya atau keyakinannya. Pandangan Yesus Kristus yang bermakna teguran, belas kasihan dan peringatan menyadarkan Petrus sehingga ia menangis dengan sedihnya.

"Apa urusan kami dengan itu? itu urusanmu sendiri!" adalah ungkapan sinis dan dingin terhadap Yudas Iskariot. Hal ini menunjukkan kemunafikan, karena mereka telah memanfaatkan Yudas Iskariot agar berkhianat kepada Gurunya untuk rencana jahat mereka, tetapi tidak peduli dengan perasaan bersalahnya.

Ayat 5. "Maka iapun melemparkan uang perak itu ke dalam Bait Suci, lalu pergi dari situ dan menggantung diri" Yudas Iskanot melemparkan uang perak 1tu ke dalam Bait Suci, yang menunjukkan bahwa ia tidak lagi menginginkannya dan sadar bahwa uang itu berasal dari tindakan yang salah. Melemparkan uang ke Bait Suci mungkin juga merupakan tindakan putus asa, seolah-olah Yudas Iskariot ingin melemparkan tanggungjawabnya.

Yudas Iskariot "menggantung diri," Yunani apegksatho; hang oneself/himself, tetapi Kisah Para Rasul 1:18 mencatat bahwa tubuhnya jatuh dan perutnya pecah. Kedua ayat ini harus dipahami sebagai dua bagian dari satu kejadian. Kemungkinan Yudas Iskariot menggantung diri sendiri di tempat tinggi (pohon) dan kemudian tali putus atau cabang patah, menyebabkan tubuhnya jatuh dan hancur. Kisah ini menggambarkan akibat tragis dari pengkhianatan, penyesalan dan keputusasaan tanpa iman.

Ayat 6-10. "Imam-imam kepala mengambil uang perak itu dan berkata: "Tidak diperbolehkan memasukkan uang ini ke dalam peti persembahan, sebab ini uang darah."

"Uang darah" artinya uang yang diperoleh dari tindakan yang menyebabkan kematian seseorang.

Makna dan Implikasi Firman

  1. Persekongkolan berarti berkomplot atau bersepakat melakukan kejahatan; bersekutu dengan maksud jahat adalah tindakan melawan keadilan dan kebenaran. Persekongkolan terjadi ketika sekelompok orang merasa lemah dan terancam kehilangan pengaruh, kekuasaan dan kenyamanan. Motif ketakutan melahirkan kebencian dan menghalalkan segala cara ketika merasa tidak mampu bersaing secara adil atau fair. Persekongkolan terjadi dalam struktur dan institusi sosial, maupun di dalam institusi rohani. Keadilan atau 'fairness' dalam konteks dinamika kemajemukan menempatkan kesetaraan dan kebaikan sebagai nilai luhur. Gereja sebagai bagian dari masyarakat akan selalu bersentuhan dengan dinamika politik. Persekongkolan Sanhedrin yang menghukum mati Yesus Kristus adalah tindakan mematikan keadilan dan kebenaran absolut. Kiranya kita sebagai gereja, baik sebagai institusi, maupun secara individu tidak bersekongkol seperti Sanhedrin.
  2. Penyesalan tanpa pertobatan tidak mengubah keadaan menjadi lebih baik. Yudas Iskariot menyesal, putus asa dan menggantung diri (Matius 27:5). Yudas Iskariot menyesali perbuatannya, namun dia mencari pengampunan dan pembenaran di tempat yang salah. Ia berhadapan dengan orang-orang munafik yang memanfaatkan dirinya demi kepentingan mereka. lni menjadi peringatan bagi kita orang percaya bahwa dosa tanpa pertobatan sejati membawa kehancuran. Berbeda dengan Petrus yang menyangkal Yesus Kristus tetapi bertobat dan kembali melakukan kehendak Guru-Nya. Pengakuan dosa yang tulus untuk bertobat adalah langkah pemulihan dan keselamatan. Ketika kita melakukan kesalahan, datanglah kepada Yesus Kristus. Jangan berdalih membenarkan diri atau mencari pembenaran dari orang-orang munafik. (band. 1 Yohanes 1:9).
  3. Apakah Tuhan Allah berkenan menerima persembahan dari 'uang darah'? Renungkanlah! Maleakhi 1:8. "Apabila kamu membawa seekor binatang buta untuk dipersembahkan, tidakkah itu jahat? Apabila kamu membawa binatang yang timpang dan sakit, tidakkah itu jahat?" Yesaya 1:13 "Jangan lagi membawa persembahanmu yang tidak sungguh, sebab baunya adalah kejijikan bagi-Ku. Kalau kamu merayakan bulan baru dan sabat atau mengadakan pertemuan-pertemuan, Aku tidak tahan melihatnya, karena perayaanmu itu penuh kejahatan." Amsal 15:8. "Korban orang fasik adalah kekejian bagi TUHAN, tetapi doa orang jujur dikenan-Nya."

PERTANYAAN UNTUK DISKUSI

  1. Apa yang saudara pahami tentang, "Penyesalan Karena Telah Menyerahkan Darah Orang Yang Tak bersalah" dari perenungan Matius 27:1-10?
  2. Mengapa Yudas Iskariot menyesal tetapi tidak bertobat?
  3. Apa yang saudara pahami tentang "uang darah' jika dipersembahkan kepada Tuhan Allah?

NAS PEMBIMBING

Lukas 17:3-4

POKOK-POKOK DOA

  1. Doakan agar orang percaya berani mengaku dosa dan datang kepada Yesus Kristus mohon pengampunan lalu bertobat.
  2. Doakan agar orang percaya tidak bersekongkol melakukan kejahatan untuk mematikan keadilan dan kebenaran.
  3. Doakan agar pemimpin Gereja tidak bertindak seperti Sanhedrin.

TATA IBADAH YANG DIUSULKAN: MINGGU SENGSARA V .

NYANYIAN YANG DIUSULKAN

  • Persiapan: NNBT. No.4 Naikkan Doa Pada Allah
  • Nas Pembimbing: KJ. No.375 Saya Mau lkut Yesus
  • Pengakuan Dosa:PKJ. No.43 Tuhan Kami Berlumuran Dosa
  • Pemberitaan Anugerah Allah: KNKB. No.15 Hidup Yang Penuh Berbeban
  • Ajakan Untuk Mengikuti Yesus Kristus Di Jalan Sengsara:KJ. No.392 lnginkah Kau Ikut Tuhan
  • Ses Doa Pembacaan Alkitab: KJ. No.373 Aku Mau Mengerti
  • Persembahan: NNBT. No.9 'Ku Akan Selalu Bersyukur
  • Nyanyian Penutup: : NKB. No.85 Kar'na Kasih-Nya